Jumat, 24 November 2017

artikel tentang guru "“KAULAH SEGALANYA” : GURU DALAM PEMBELAJARAN

“KAULAH SEGALANYA” : GURU DALAM PEMBELAJARAN
Oleh: Lesnida Lubis (31153132)

            Akhir-akhir ini telah banyak Koran yang menurunkan tulisan di Kolom Opini mengenai guru dengan berbagai dimensi dan keunikan perannya dalam proses pendidikan dan/atau pembelajaran di kelas. Banyak puji-puji, ekspektasi, dan bahkan kritik sana sini terkait dengan peran dalam proses dan hasil pembelajaran. Apalagi dengan akan diimplementasikannya Kurikulum 2013, diskusi tentang peran profesional guru serasa tidak akan ada habis-habisnya. Mengapa begitu? Karena guru memang memegang kunci utama dalam suksesnya sebuah implementasi kurikulum. Guru yang baik (profesional) akan mampu dan sanggup mengubah kurikulum yang tidak jelas dan amburadul sekalipun menjadi sebuah program pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Apalagi kalau ada tandem positif antara guru baik dengan kurikulum yang jelas arahnya dan baik, tentu proses pembelajaran akan berjalan dengan tanpa cacat dan cela baik secara substantif, metodologis, maupun pedagogis. Sebaliknya guru yang tidak baik dan tidak profesional dapat dipastikan akan merusak kurikulum. Di tangan guru yang tidak profesional, kurikulum yang telah dalam sempurna dirancang dan dikembangkan, akan berubah menjadi sebuah proses pembelajaran yang hanya merupakan ritual membingungkan, tidak jelas, dan membosankan bagi para siswa, yang pada akhirnya siswa tidak akan bisa mencapai baik kompetensi inti maupun kompetensi dasar dari suatu tema pembelajaran. Bahkan Wina Sanjaya, dalam bukunya Strategi Pembelajaran meyakinkan pembacanya bahwa sekali guru memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelasnya, maka hanya dialah yang bisa menentukan mau kemana proses pembelajaran akan dibawa, dan kompetensi inti apa yang akan ditanamkan melalui proses belajar saat itu. Itulah sebabnya untuk melakukan dalam implementasi Kurikulum 2013 mutlak dibutuhkan guru yang terlatih dan profesional. Mengapa demikian? Karena kalau sampai para guru kita tidak terlatih dan profesional, maka akan terjadi perubahan “minder” pada mereka dalam melakukan proses pembelajaran di kelas, dan ketika pintu-pintu kelas telah ditutup dan dikunci rapat-rapat oleh mereka, maka implementasi Kurikulum 2013 akan menghadapi kegagalan di dalam kelas itu, oleh perilaku guru yang tidak profesional.

Peran Strategis
            Kontribusi siginifikan guru terhadap proses pendidikan telah diteliti di Amerika Serikat dengan menggunakan paling tidak 2,5 juta siswa. Sangat menakjubkan hasilnya. Oleh karena itu, sekali lagi, aspek profesionalisme para guru tetap akan menjadi taruhan penting bagi suksesnya implementasinya sebuah kurikulum. Penelitian Chetty, Friedman, dan Rockoff (2011): The Long-Term Impacts of eachers: Teacher Value-added and Student Outcomes in Adulthood, dengan jelas menyimpulkan jika para siswa diajar oleh guru yang mampu menyampaikan bahan ajar (kurikulum) dengan baik maka para siswa itu setelah tamat sekolah memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa: (1) sukses masuk ke perguruan tinggi, (2) memasuki perguruan tinggi kelas papan atas, (3) mendapatkan gaji yang lebih tinggi setelah bekerja, (4) hidup di lingkungan sosial ekonomi yang lebih tinggi, (5) menabung lebih banyak untuk masa pensiun. Sukses siswa ini kalau dibawa ke alam pikir Kurikulum 2013 harus dinyatakan bahwa kompetensi lulusan sekolah kita harus sukses dalam mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar. Mengapa begitu? Karena hasil penelitian tersebut jelas merupakan dampak ajar yang mencakup aspek sikap, nilai, keterampilan, dan pengetahuan. Oleh sebab itu, Kurikulum 2013 memiliki Positive Nurturing effects sebagaimana hasil penelitian Chetty Fridman, dan Rockoff tersebut manakala ia mendapat dukungan professional guru secara memadai.

            Memang benar guru kita selama beberapa tahun terakir ini telah mendapatkan tunjangan profesi sebagai akibat adanya sertifikasi. Dengan demikian kesejahteraan mereka semakin bagus. Kalau kesejahteraan guru semakin bagus, adakah jaminan bagi mereka dan serta merata bisa melaksanakan Kurikulum 2013 dengan baik dan professional sehingga mendapatkan nilai tambahan secara signifikan bagi kehidupan para siswa kita dimana masa tuanya seperti yang digambarkan penelitian di atas? Jawabannya belum tentu. Bahkan, banyak penelitian memiliki kesimpulan bahwa kenaikan gaji guru tidak serta merata maupun membawa perbaikan kualitas praksis pembelajaran di sekolah. Salah satu penelitian akan hal itu dilakukan oleh Dalton dan Gutierrez (2011) yang kemudian dilaporkan dalam jurnal Economy Policy: If you pay peanuts do you get monkeys? A Cross-country analysists of teacher pay and pupil performance. Padahal banyak penelitian juga menyatakan bahwa variabel masukan terpenting dalam sebuah pendidikan yang berkualitas adalah berupa profesionalisme guru yang memiliki portofolio dan “repertoire” kualitas pembelajaran. Kenaikan gaji dan tunjangan guru baru akan memiliki korelasi yang positif dengan profesionalismenya jika sistem gaji dan tunjangannya dibayar berbasis kinerja, sebagai hal ini juga telah diteliti oleh David N. Figlio dan Laurence Kenny (2010): Individual Teacher Incentive And Student Performance, dan juga dalam Cross-Country Efidendce on Teacher Performance Pay. Dari studi dan berbagai analisis itu semua memperkuat ekspektasi dan persyaratan penting bahwa guru kita memang harus professional dalam melaksanakan Kurikulum 2013, meskipun trilyunan tunjangan telah dibayarkan kepada mereka. Tunjangan guru tidak secara otomatis membawa mereka siap melaksanakan kurikulum 2013 tanpa ada pelatihan dan pendampingan secara tersistem dan berkelanjutan. Inilah pekerjaan rumah yang akan segera dilakukan oleh pemerintah.

1 komentar:

  1. Slot Game Vegas Casino Map & Directions - Mapyro
    Slot Game 남양주 출장마사지 Vegas Casino, Las Vegas NV, USA. mapYO Hotel & Casino in Las Vegas NV, 광주광역 출장안마 United States, 아산 출장마사지 located in 서산 출장샵 2 경상남도 출장샵 km from the centre.

    BalasHapus